Kalau bicara tentang bisnis franchise atau waralaba, terasa seperti tidak ada habis-habisnya. Kenapa? Pertama, bisnis franchise terus berkembang. Lihat saja Indomart atau Alfamart. Tanpa terasa, keberadaan kedua toko retail itu selalu saja menjadi kisah sukses dan terus menjelajahi ke setiap pelosok daerah. Dan menariknya, toko retail tersebut selalu saja dikerubuti oleh customer. Kedua, bisnis franchise baru terus bermunculan. Lihat saja kesuksesan dari franchise Starbucks atau BreadTalk.
Alhasil, saat ini bisnis franchise selalu menarik perhatian masyarakat, khususnya yang memiliki minat untuk terjun ke dunia bisnis. Sampai-sampai, pada tanggal 5 sampai 7 Mei 2006 diadakan International Franchise, License & Business Concept Expo 2006 di Balai Sidang Jakarta.
Memang, bagi pemula yang ingin terjun ke duina bisnis, waralaba merupakan salah satu pilihan yang menarik. Karena, sistem dan panduannya sudah ada dan jelas. Anda tidak perlu lagi merancang atau membuat sistem, yang dalam prosesnya belum tentu berhasil ketika dijalankan.
Lalu, strategi apa yang tepat agar berhasil memulai atau menjalankan bisnis franchise?
Tentunya, perlu jelas terlebih dahulu, apakah Anda seorang pewaralaba (franchisor) atau yang akan membeli waralaba (franchisee)? Bila Anda akan membeli waralaba, maka Anda perlu mengetahui terlebih dahulu, apakah Anda mampu dan ingin menjadi seorang self employment atau entrepreneur?
Nah, kalau jawaban Anda ”iya”, maka Anda dapat memilih bisnis yang sesuai dengan bidang yang Anda sukai. Kemudian yang cukup penting, Anda perlu mengetahui risiko yang akan Anda hadapi. Seperti misalnya dalam melakukan negosiasi dengan pewaralaba. Hal ini penting, sehingga jangan sampai porsi keuntungan yang Anda terima lebih kecil dari yang sehaurnya. Risiko lainnya, dalam agreement harus jelas posisi Anda. Kalau Anda kurang berhati-hati, maka bisa jadi dalam jangka panjang posisi Anda yang harusnya sebagai partner, akan berubah menjadi seperti pegawai. Hal ini telah sering menjadi kasus di negara.
Kemudian, setelah Anda mengetahui risiko, Anda perlu memahami strategi yang jitu dalam membeli dan memulai bisnis waralaba. Steven A. Fox, dalam bukunya Keys to Buying A Franchise, menjelaskan bahwa setidaknya ada beberapa steps yang harus Anda lakukan agar sukses menjalankan bisnis waralaba[1].
Pertama, Anda perlu mengidentifikasi informasi sebanyak mungkin mengenai pewaralaba dan pengalaman bisnisnya. Misalnya seperti kondisi keuangan, riwayat hidup pemiliknya, serta proses perjalanan usahanya. Hal ini perlu diketahui mengingat saat ini telah banyak pelaku usaha yang menawarkan usahanya untuk diwaralaba.
Kedua, Anda perlu memahami betul-betul agreement-nya. Jangan sampai isi dari agreement tersebut bakal merugikan Anda di kemudian hari. Ketiga, Anda perlu menganalisis lokasi dan biayanya. Karena, lokasi sangat berperan penting dalam memudahkan Anda untuk berhubungan dengan pelanggan Anda.
Dan keempat, Anda perlu memerhatikan pasokan bahan baku atau sejenisnya. Kenapa? Karena, bahan baku akan menjadi sangat vital bila bisnis Anda semakin berkembang. Bila franchisor kurang profesional dalam mendistribusikan bahan baku, maka akan berimbas terhadap pelayanan ke pelanggan.
Beberapa strategi di atas harus Anda pegang kuat-kuat. Kalau tidak, mimpi untuk sukses menjadi entrepreneur sukses bisa lenyap begitu saja. Lihat saja pengalaman Emilia S. Joesoef, franchisee Arby’s. Alih-alih sukses seperti KFC, McDonald’s, dan Wendy’s, Emilia malah merasakan buruknya berbisnis waralaba[2].
Usut punya usut, ternyata kegagalan bisnis waralabanya dikarenakan tidak adanya langkah-langkah strategis seperti diatas. Contohnya, seperti diungkapkan Emilia, isi kontrak kerjasama lebih menguntungkan franchisor. Seperti misalnya, franchisor berhak melakukan pemutusan sepihak dan pembeli waralaba tidak berhak ata kompensasi apapun. Kemudian, Emilia menjelaskan ketergantungannya pada bahan impor sebagai bahan bakunya. Akibatnya, harga bahan baku tidak bisa dikontrol dengan baik.
Bila strategi sukses Anda pegang erat, bukan tidak mungkin Anda akan mengalami kesuksesan seperti Indomart. Dengan kedisiplinan tinggi terhadap strategi, sistem dan manajemen, memasuki tahun 2005, total gerai Indomaret berhasil menembus angka 1.000 gerai dengan lebih dari 50 persennya adalah dengan pola franchise.
Memang, berbisnis waralaba kedengarannya sangat menyenangkan dan gampang. Namun, seperti halnya binis lain, siapapun yang terjun ke bisnis ini harus berkomitmen penuh untuk merencanakan dan menerapkan sistem manajemen yang terarah dan benar. Karena dalam bisnis, kerja keras adalah hal utama, tak terkecuali bisnis waralaba.
Selamat berbisnis waralaba.***
[1] Fox, A. Steven., Keys to Buying A Franchise., Barron’s Educational Series, 1991, USA
[2] Wajah Usaha Masa Depan: Berbisnis dengan Sedikit Keringat., SWA 22/XX/28 Oktober-6 November 2004
Saya benar-benar masih awam soal waralaba, saking banyaknya waralaba saya jadi bingung. Untuk itu mohon saran yang benar-benar pas dan mengena.
saya ingin memulai salah satu usaha waralaba alfamart mohon diberikan gambaran sedikit tentang:
1. Latar belakang perusahaan alfamart
2. Syarat pendirian usaha
3. Isi kontrak
Dear Agus dan Aryo,
Maaf saya baru menjawab sekarang.
Dalam sebuah bisnis, yang terpenting adalah ide dan peluang. Umumnya sebuah bisnis akan lebih mudah dilakukan bila kita memiliki salah satu atau kalau bisa keduanya. Bisnis dengan kekuatan ide contohnya adalah Google. Sedangkan dengan kekuatan peluang, waralaba adalah salah satu contohnya. Namun kesemuanya tetap memerlukan kompetensi, keseriusan, dan segala hal yang mendukung kesuksesan bisnis Anda.
Misal Anda ingin membuka waralaba, maka yang pertama perlu diperhatikan adalah apakah bisnis yang akan Anda waralaba memiliki value atau kelebihan2. value ini harus terdiri dari dua hal yaitu functional benefit dan emotional benefit. Karena,di masa depan, pelanggan menuntut untuk bisa mendapatkan kedua hal tersebut.
Misalkan Anda akan mewaralaba Alfamart, maka Anda perlu melihat functional benefit yang berupa kualitas dari produk2 yang dijual Alfamart ke pelanggan. Kalau kualitas sudah OK, kemudian Anda perlu melihat kemampuan Alfamart dalam memberikan emotional benefit yang berupa sistem yang baik (rapih), pelayanan yang ramah dan cepat, dan juga ruangan yang nyaman. Bila Alfamart mampu memberikan hal itu, maka pada sisi emosional pelanggan akan tercipta sebuah eksperiens yang baik. Alhasil, pelanggan akan berusaha selalu datang ke Alfamart.
Saat ini, ketika hampir semua perusahaan telah mampu memberikan functional benefit yang baik, maka pertarungan akan banyak terjadi pada kemampuan memberikan emotional benefit. Umumnya, untuk memberikan emotional benefit yang tinggi, perusahaan melakukan experiential marketing (bisa baca bukunya Bernd Schmitt yang berjudul Experiential Marketing). Maksudnya, perusahaan akan berusaha memberikan pengalaman yang sangat berkesan dan lebih dari yang diharapkan. Beberapa contoh perusahaan yang kuat dari sisi experiential marketing adalah J.Co dan Starbuck.
Bila Anda membeli donut atau kopi di starbuck, akan terasa memiliki experience yang berbeda bila Anda membelinya di warung2 pinggir jalan. Karena bermain cantik di sisi emotional benefit, maka J.Co dan Starbuck mampu memberikan harga yang tinggi kepada pelanggannya, dan hebatnya tetap laku.
Kedua, Anda memiliki faktor2 pendukung untuk bisa memenangkan pasar, di antaranya lokasi yang strategis. Lokasi di sini berarti harus mudah dijangkau pelanggan, berada di daerah yang menjadi akses lalu lalang banyak orang (seperti persimpangan jalan), dan dekat atau berada di sekitar kompleks pemukiman yang tingkat pendapatannya sesuai dengan apa yang menjadi target pasar Anda.
Hal ketiga yang perlu Anda perhatikan adalah mengenai sistem kerjasama antara Anda (franchisee) dan Pewaralaba (franchisor). Namun hal itu sudah saya jawab dalam tulisan sebelumnya.
Khusus untuk Alfamart, saya pribadi kurang memahami detailnya. Apakah itu sejarah, syarat pendirian, maupun isi kontraknya. Namun saran saya, coba Anda menghubungi pihak pewaralaba Alfamart untuk mengetahu beberapa hal tersebut. Bila Anda serius, maka Anda akan diberitahu secara lebih jelas. Setelah Anda pelajari, dan serius memperhatikan beberapa hal yang bisa menjadi risiko dan kelebihan, maka Anda tinggal memutuskan apakah setuju membuka Alfamart atau tidak.
Namun kita harus ingat, setiap bisnis memiliki risiko. Untuk itu, pengetahuan dan skill (pengalaman) sangat memegang peranan penting dalam meminimalkan risiko2 yang ada.
Maaf ya kalau jawaban2nya hanya bersifat strategis dan tidak terlalu teknis.
Terima kasih. Selamat mencoba dan sukses selalu. Amin
Yoki Kuncoro
ass, mau tanya, gimana sih carannya buka bisnis waralab
salamm…………
saya binggung!!!!saat ini saya lg menyusun tugas akhir n kebetulan judul yang saya angakt tentang waralaba yaitu manfaat laporan keuangan dalam memprediksi laba pada usaha makanan yang telah terdaftar pada BEJ, tapi referensinya sangat kurang, dan binggung dengan metode analisisnya, mau pake perbandingan atau ratio dan bentuk pengukurannya harus bagaimana, tolooooooooong. dan semoga kebaikannya berbalas dengan kebaikan yang berlipat,balas di e-mail yaaaa
SANGAT BERMANFAAT. TRIMS.
Goo..entrepreneur…..
mampir ke blog ku ya…
http://waralaba-friedchicken.blogspot.com
http://pengusaha-muda-jakarta.blogspot.com
luar biasa, artikelnya menarik, saya suka gaya bahasa penyampiannya, terima kasih. mudah-mudahn bisa saya praktekkan
Salam silaturahmi dari kami Resto Waralaba Bebek Goreng Abah Ndut